Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik kepada
terdidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju
kepribadian yang lebih baik, yang pada hakikatnya mengarah pada
pembentukan manusia yang ideal.
[1]
Manusia ideal adalah manusia yang sempurna akhlaqnya. Yang nampak dan
sejalan dengan misi kerasulan Nabi Muhammad saw, yaitu menyempurnakan
akhlaq yang mulia.
Agama islam adalah agama universal yang mengajarkan kepada umat
manusia mengenai berbagai aspek kehidupan baik kehidupan yang sifatnya
duniawi maupun yang sifatnya ukhrawi. Salah satu ajaran Islam adalah
mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan pendidikan, karena dengan
pendidikan manusia dapat memperoleh bekal kehidupan yang baik dan
terarah.
[2]
Adapun yang dimaksud dengan pendidikan Islam sangat beragam, hal ini
terlihat dari definisi pendidikan Islam yang dikemukakan oleh beberapa
tokoh pendidikan berikut ini:
Prof.Dr. Omar Mohammad At-Toumi Asy-Syaibany mendefinisikan
pendidikan islam sebagai proses mengubah tingkah laku individu pada
kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara
pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara
profesi-profesi asasi dalam masyarakat. (Asy-Syaibany, 1979: 399)
Pengertian tersebut memfokuskan perubahan tingkah laku manusia yang
konotasinya pada pendidikan etika. Selain itu, pengertian tersebut
menekankan pada aspek-aspek produktivitas dan kreatifitas manusia dalam
peran dan profesinya dalam kehidupan masyarakat dan alam semesta.
Dr. Muhammad SA Ibrahimy (Bangladesh) mengemukakan pengertian pendidikan islam sebagi berikut;
Islamic education in true sense of the term, is a system of
education which enables a man to lead his life according to the islamic
ideology, so that he may easily mould his life in according with tenent
of islam.
Pendidikan dalam pandangan yang sebenarnya adalah suatu sistem
pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya
sesuai dengan cita-cita islam, sehingga dengan mudah ia dapat membentuk
hidupnya sesuai dengan ajaran islam.
Pengertian itu mengacu pada perkembangan kehidupan manusia masa depan
tanpa menghilangkan prinsip-prinsip islami yang diamanahkan oleh Allah
kepada manusia, sehingga manusia mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan
hidupnya seiring dengan perkembangan iptek.
Dr. Muhammad Fadhil Al-Jamali memberikan pengertian pendidikan islam
sebagai upaya mengembangkan, mendorong, serta mengajak manusia untk
lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan
yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik yang
berkaitan dengan akal, perasaan, maupun perbuatan.
Definisi tersebut memiliki tiga prinsip pendidikan islam sebagai berikut:
a. pendidikan merupakan proses perbantuan pencapaian tingkat keimanan dan berilmu ( QS. Al-Mujadilah 58:11)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ
تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا
قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ
وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ
خَبِيرٌ
“
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:
“Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah
kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan
orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat.Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
- Sebagai model, maka Rasulullah saw sebagai uswatun hasanah (QS. Al-Ahzab 33:21) yang dijamin Allah memiliki akhlaq mulia (QS. Al-Qalam 68:4)
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ
كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab 33:21)
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam 68:4)
- Pada manusia terdapat potensi baik dan buruk (QS. Asy-Syam 91:7-8),
potensi negatif seperti lemah (QS. An-Nisa’ 4: 28), tergesa-gesa (QS.
Al-Anbiya 21: 37), berkeluh kesah (QS. Al-Maarij 70: 19), dan ruh Allah
yang ditiupkan kepadanya pada saat penyempurnaan penciptaannya (QS.
At-Tin 95: 4). Oleh karena itu pendidikan ditujukan sebagai pembangkit
potensi baik yang ada pada anak didik dan mengurangi potensinya yang
jelek. [3]
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَافَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
“Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.”(QS. Asy-Syam 91:7-8)
يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُخَفِّفَ عَنْكُمْ وَخُلِقَ الإنْسَانُ ضَعِيفًا
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.”(QS. An-Nisa’ 4: 28)
خُلِقَ الإنْسَانُ مِنْ عَجَلٍ سَأُرِيكُمْ آيَاتِي فَلا تَسْتَعْجِلُونِ
“Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan aku
perlihatkan kepadamu tanda-tanda (azab) -Ku. Maka janganlah kamu minta
kepada-Ku mendatangkannya dengan segera.”(QS. Al-Anbiya 21: 37)
إِنَّ الإنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir”(QS. Al-Maarij 70: 19)
لَقَدْ خَلَقْنَا الإنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
“sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”(QS. At-Tin 95: 4)
[1] Abudinnata, Filsafat Pendidikan Islam, hal. 101
[2]Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, hal. 98
[3]Bukhari Umar. Ilmu Pendidikan Islam, hal. 26